MAKNA KONSEPTUAL DAN
MAKNA ASOSIATIF
Leech
dalam Chaer (2007:293) membagi makna menjadi makna konseptual dan makna
asosiatif. Yang dimaksud dengan makna konseptual adalah makna yang dimiliki
oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Kata kuda memiliki makna konseptual ‘sejenis
berkaki empat yang biasa dikendarai’; dan kata rumah mamiliki makna konseptual ‘bangunan tempat tinggal manusia’.
Jadi, makna konseptual sesungguhnya sama saja dengan makna leksikal, makna denotative,
dan makna referensial.
Makna
asosiatif adalah makna yang memiliki sebuah leksem atau kata yang berkenaan
dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa.
Misalnya, kata melati berasosiasi
dengan sesuatu yang suci atau kesucian; kata merah berasosiasi dengan ‘berani’ atau yang juga ‘paham komunis’;
atau kata buaya berasosiasi dengan
‘jahat’ atau ‘kejahatan’. Makna asosiatif ini sebenarnya sama dengan lambang
atau perlambangan yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan
konsep lain, yang mempunyai kemiripan dengan sifat, keadaan, atau atau ciri
yang ada pada konsep asal kata atau leksem tersebut. Jadi, kata melati yang bermakna konseptual ‘sejenis
bunga yang kecil-kecil yang berwarna putih yang berbau harum’ dinyatakan untuk
menyatakan perlambang ‘kesucian’; kata merah
yang bermakna konseptual ‘sejenis warna terang dan menyolok’ digunakan untuk
perlambang ‘keberanian’, atau di dunia politik untuk melambangkan ‘paham atau
golongan komunis’; dan kata buaya
yang bermakna konseptual ‘sejenis binatang reptil buas yang memakan binatang
apa saja termasuk bangkai’ digunakan untuk melambangkan ‘kejahatan’ atau
‘penjahat’.