Kiat-kiat Menulis Cerpen
- Menulis Kilat Dengan Metode Merekam.
Banyak penulis (termasuk saya) awalnya merupakan seorang yang sangat merasa
kesulitan menulis artikel apalagi yang temanya sudah di atur-atur. Pernah suatu
kali ada kompetisi menulis artikel di media massa yang melibatkan ribuan
mahasiswa. Artikel itu hanya akan memuat dua artikel setiap hari dengan tema
yang sebelumnya sudah ditentukan, waktu itu temanya pendidikan. Dua kali saya
kirim artikel itu tidak dimuat alias di tolak. Segera saya temukan kelemahan
saya, ternyata saya tidak memiliki argument yang lebih baik untuk mendukung
naskah artikel tersebut.
Kemudian saya mencari akal, saya menemui seorang senior yang paling jago dalam hal diskusi dan saya mengajaknya berbincang-bincang tentang pendidikan. Harus saya akui ia amat menarik bicaranya dan kosakatanya luas. Sejam kemudian saya membaca ulang catatan kecil hasil diskusi sambil mengingat perkataannya yang masih terekam dalam ingatan saya. Sebentar kemudian jadilah dua artikel. Kemudian saya kirim dua-duanya, satu pake nama teman. Dua-duanya dimuat. Dari itulah saya menemukan satu metode bagus untuk belajar menulis.
Kemudian saya mencari akal, saya menemui seorang senior yang paling jago dalam hal diskusi dan saya mengajaknya berbincang-bincang tentang pendidikan. Harus saya akui ia amat menarik bicaranya dan kosakatanya luas. Sejam kemudian saya membaca ulang catatan kecil hasil diskusi sambil mengingat perkataannya yang masih terekam dalam ingatan saya. Sebentar kemudian jadilah dua artikel. Kemudian saya kirim dua-duanya, satu pake nama teman. Dua-duanya dimuat. Dari itulah saya menemukan satu metode bagus untuk belajar menulis.
“Bertahun-tahun saya belajar menulis
tapi nggak bisa-bisa. Emang gimana sih caranya menulis itu?” tanya seseorang
pada saya sesaat setelah mengisi sebuah diskusi tentang menulis. Saya jelaskan
banyak hal dan dia terlihat tidak percaya dan berkata bahwa menulis hanya bisa
dilakukan oleh mereka yang berbakat saja. Di ujung kalimatnya ia menyindir
bahwa saya tak jauh beda dengan gurunya di kelas yang hanya bisa teori dan
teori.
“Kamu serius ingin menjadi penulis?” tantang saya dengan sedikit kalap.
“Iya,” sambutnya ketus sekali, “tapi, sekarang kayaknya udah putus asa.”
“Boleh tau apa yang ingin kamu tulis?”
“Cerpen. Saya punya satu kisah yang menurut saya paling menarik. Saya ingin membagi cerita ini pada orang lain.”
Dari cara ngomongmu, kamu punya bakat besar menjadi penulis, bego!, “Tentang apa?”
“Kisah cinta.” Jawabnya. Dasar AbG!
Saya ajak dia ke sudut, “Boleh saya mendengar sedikit ceritamu?” Jangan tanya kenapa!
“Kamu serius ingin menjadi penulis?” tantang saya dengan sedikit kalap.
“Iya,” sambutnya ketus sekali, “tapi, sekarang kayaknya udah putus asa.”
“Boleh tau apa yang ingin kamu tulis?”
“Cerpen. Saya punya satu kisah yang menurut saya paling menarik. Saya ingin membagi cerita ini pada orang lain.”
Dari cara ngomongmu, kamu punya bakat besar menjadi penulis, bego!, “Tentang apa?”
“Kisah cinta.” Jawabnya. Dasar AbG!
Saya ajak dia ke sudut, “Boleh saya mendengar sedikit ceritamu?” Jangan tanya kenapa!
Dia lalu bercerita dengan singkat
tentang kisahnya dan memang seru. Setelah itu saya memberitahukannya bahwa saya
merekam semua ceritanya dengan ponsel dan saya meminta waktu sebentar untuk
menuliskannya ke dalam kertas.
Setelah itu saya edit, ditambah dan
dikurangi serta didramatisir sehingga jadilah sebuah cerpen yang menarik.
Metode ini bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk menulis cerpen. Jangan
dulu berpikir bahwa cerpen kita tidak bagus atau tidak menarik. Semua kisah
masing-masing memiliki keunikan dan daya tarik yang berbeda. Jadi, kalau ada
orang yang mengeluh susahnya menulis padahal ia bisa mengarang cerita, maka
latihlah dengan metode ini. Nanti kalau sudah terbiasa, anda cukup mendengarkan
temanmu bercerita dan anda akan segera bisa menyulapnya menjadi cerpen atau
artikel. Kalau masih belum puas hasilnya, diskusikan dengan orang yang udah
lebih dulu pandai mengarang. Yang pasti jangan berhenti mencoba, kan sayang
kalo kisah indahmu tidak pernah ditulis sama sekali.
2. Teori Dalam Pelajaran Bahasa Tetap
Penting.
Bagaimanapun juga pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dan kampus tetap penting untuk membantu kita menjadi penulis. Dalam menulis biasakanlah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama untuk penulisan artikel. Waktu menjadi juri lomba cerpen pelajar, banyak sekali saya temui naskah cerpen yang salah menempatkan tanda (titik, koma, tanda petik dst). Ada juga cerpen yang menggunakan bahasa singkatan yang tidak dimengerti. Minatilah pelajaran bahasa sehingga anda benar-benar menguasainya.
Bagaimanapun juga pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dan kampus tetap penting untuk membantu kita menjadi penulis. Dalam menulis biasakanlah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama untuk penulisan artikel. Waktu menjadi juri lomba cerpen pelajar, banyak sekali saya temui naskah cerpen yang salah menempatkan tanda (titik, koma, tanda petik dst). Ada juga cerpen yang menggunakan bahasa singkatan yang tidak dimengerti. Minatilah pelajaran bahasa sehingga anda benar-benar menguasainya.
3. Segera Catat Inspirasi Yang
terlintas.
Seringkali ide dan inspirasi itu datang pada waktu yang tidak terduga dan kalau kita tidak mencatatnya bisa jadi kita akan lupa dan hal itu belum tentu akan datang lagi. Saya menyarankan biasakan membawa buku kecil ke manapun anda pergi. Atau bisa juga ide yang datang tiba-tiba itu dicatat melalui ponsel dan direkap ulang di dalam buku pada saat anda sempat.
Seringkali ide dan inspirasi itu datang pada waktu yang tidak terduga dan kalau kita tidak mencatatnya bisa jadi kita akan lupa dan hal itu belum tentu akan datang lagi. Saya menyarankan biasakan membawa buku kecil ke manapun anda pergi. Atau bisa juga ide yang datang tiba-tiba itu dicatat melalui ponsel dan direkap ulang di dalam buku pada saat anda sempat.
Pastikan pada saat yang tepat anda
akan menulis ide itu ke dalam bentuk tulisan yang utuh. Usahakan juga, kalau
anda mendengar sesuatu (kosa kata menarik, tema, judul, kalimat indah, kata
mutiara dll) dari orang lain, segera catat sebab itu akan membantu perbendaharaan
kata anda di dalam menulis. Saya sendiri mendapatkan banyak manfaat dari cara
seperti itu. Usahakanlah punya satu buku khusus untuk mencatat hal-hal singkat
yang mengingatkan anda pada tema tulisaan (kamus pribadi), misalnya ide tulisan
yang hendak dijadikan cerpen, inspirasi yang kemarin malam muncul sebelum
tidur, daftar novel yang ingin ditulis, daftar nama tokoh dalam cerpen yang
menarik, cuplikan deskripsi dalam sebuah novel yang ingin anda baca
berulang-ulang saking bagusnya, dan seterusnya.
4. Pelajari Karakter Teman Di Sekitarmu
Ada banyak karakter manusia yang
diulas dalam satu cerita. Kita tahu bahwa manusia memiliki karakter yang
berbeda. Hal ini memberi kita pelajaran penting dalam menulis. Menulis cerpen
akan lebih mudah (terutama dalam mendiskripsikan tokoh dan membuat adegan
dialog) jika kita menjadikan orang yang kita kenal sebagai referensi. Misalnya
begini, dalam cerpen kita ada tokoh antagonis yang cerewet, pemuja penampiran
dan suka anill. Carilah diantara teman di pergaulanmu yang iker iki sikap
demikian dan perhatikan bagaimana gaya bicarannya, pilihan kalimatnya dan
intonasinya. Contoh lain, dalam cerpen ada tokoh baik, penyabar dan jujur.
Perhatikan di sekeliling adakah temanmu yang memiliki sifat demikian? Jika ada
perhatikan cara bicaranya, sikapnya, kesukaannya.
Sehingga ketika ingin menggambarkan
kepada pembaca bagaimana sih sosok tokoh baik itu, maka anda akan dimudahkan
oleh teman yang baik tadi sebagai referensi. Hal ini akan membantu untuk
mendiskripsikan karakter orang. Sebab, dalam sebuah cerita, pasti akan mengulas
sifat. Ada yang baik, jahat, nakal, penyabar, curang, gagah, centil, penggoda,
penggombal, pembohong dan seterusnya. Karakter seperti itu ada di sekeliling
kita. Tinggal comot saja mereka sebagai tokoh dalam cerita.
5. Buatlah Kerangka Cerita
Dalam pelajaran bahasa sering kita dianjurkan untuk membuat kerangka karangan. Hanya saja metodenya cukup formal dan sulit dijadikan acuan dalam mengarang. Menurut saya, bikinlah kerangka cerita itu sesuai dengan kebiasaan dan gaya anda sendiri misalnya, ingin menulis sebuah cerpen tentang persahabatan dengan seseorang. Anda harus mencatat dulu apa aja sih yang ingin anda ceritakan? Kisah persahabatan itu dengan siapa? Sisi menarik apa dalam kisah itu? Apa saja kesan anda terhadap dia? Kenyataan persahabatan apa yang terjadi dengannya? Bagaimana akhir dari kisah itu dan apa harapan anda dalam persahabatan dengannya.
Dalam pelajaran bahasa sering kita dianjurkan untuk membuat kerangka karangan. Hanya saja metodenya cukup formal dan sulit dijadikan acuan dalam mengarang. Menurut saya, bikinlah kerangka cerita itu sesuai dengan kebiasaan dan gaya anda sendiri misalnya, ingin menulis sebuah cerpen tentang persahabatan dengan seseorang. Anda harus mencatat dulu apa aja sih yang ingin anda ceritakan? Kisah persahabatan itu dengan siapa? Sisi menarik apa dalam kisah itu? Apa saja kesan anda terhadap dia? Kenyataan persahabatan apa yang terjadi dengannya? Bagaimana akhir dari kisah itu dan apa harapan anda dalam persahabatan dengannya.
Contoh kerangka sederhana untuk
membuat cerpen, katakanlah temanya ‘berpisah’ dengan seorang sahabat:
Kisah persahabatan dengan si A
Awalnya bertemu dalam sebuah acara
Pernah bertengkar hebat karena beda pendapat
Dia sebenarnya sahabat yang penuh pengertian
Dia jadi teman special.
Akhirnya berpisah untuk selamanya karena satu sebab.
Kemungkinan judulnya: Selamat Jalan Sahabatku atau Rinduku Tak Pernah Berakhir atau sepucuk surat untuk sahabat atau Entah Kapan Engkau Kembali dan seterusnya. Biasakan membuat beberapa alternatif judul untuk cerpenmu. Semakin menarik judulnya, semakin memancing orang untuk membaca ceritamu. Judul ibarat wajah, kalo cakep orang mudah jatuh hati.
Kisah persahabatan dengan si A
Awalnya bertemu dalam sebuah acara
Pernah bertengkar hebat karena beda pendapat
Dia sebenarnya sahabat yang penuh pengertian
Dia jadi teman special.
Akhirnya berpisah untuk selamanya karena satu sebab.
Kemungkinan judulnya: Selamat Jalan Sahabatku atau Rinduku Tak Pernah Berakhir atau sepucuk surat untuk sahabat atau Entah Kapan Engkau Kembali dan seterusnya. Biasakan membuat beberapa alternatif judul untuk cerpenmu. Semakin menarik judulnya, semakin memancing orang untuk membaca ceritamu. Judul ibarat wajah, kalo cakep orang mudah jatuh hati.
Dari kerangka sederhana dan acak di
atas tinggal anda susun dalam bentuk cerita. Untuk tahap permulaan, tuliskan
saja cerita tersebut berdasarkan ingatan yang ada dalam pikiran dan mengacu
pada kerangka karangan. Nanti setelah selesai baru di edit lagi agar lebih
menarik.
6. Latihan Menulis Dialog
Cerita pendek seringkali dibuka dengan narasi atau deskripsi tempat atau orang. Dalam latihan menulis kita harus membiasakan diri diselingi dengan dialog antar tokoh. Kalimat dialog itu juga harus disesuaikan dengan karakter usia dan topik pembicaraan si tokoh. Kalo tokohnya seorang guru fisika yang sedang ngajar nggak mungkin pake bahasa gaul ala sinetron yang serba abu-abu, kalau tokohnya seorang galak kemungkinan bahasanya ketus dan kasar. Selain itu perhatikan juga variasi keterangan dialog, misalnya:
Cerita pendek seringkali dibuka dengan narasi atau deskripsi tempat atau orang. Dalam latihan menulis kita harus membiasakan diri diselingi dengan dialog antar tokoh. Kalimat dialog itu juga harus disesuaikan dengan karakter usia dan topik pembicaraan si tokoh. Kalo tokohnya seorang guru fisika yang sedang ngajar nggak mungkin pake bahasa gaul ala sinetron yang serba abu-abu, kalau tokohnya seorang galak kemungkinan bahasanya ketus dan kasar. Selain itu perhatikan juga variasi keterangan dialog, misalnya:
“Aku sayang sama kamu.” Bisik cowok
itu yang membuat jantung Diva seakan berhenti berdetak.
Anda bisa merubahnya menjadi:
“Aku,” Cowok itu berbisik pelan di dekat telinga Diva, “sayang sama kamu.”
Bisa juga diubah menjadi:
Cowok itu merangkul Diva dan berbisik pelan di antara gemerisik flamboyan yang diterpa angin malam, “Aku sayang sama kamu.”
Itu adalah contoh variasi dialog. Masih ada lagi jenis keterangan dialog yang perlu diperhatikan yang harus disesuaikan dengan adegan, misalnya:
“Jangan tinggalkan aku.” Pinta Ratu lirih. Atau bisa juga dengan: Ratu memohon pada cowok itu agar tidak meninggalkannya sendirian.
“Jangan coba-coba dekati aku lagi!” hardik Diva dengan muka merah padam. Atau bisa juga dengan: Dengan muka yang merah padam Diva menghardik cowok itu agar tidak berusaha lagi mendekatinya.
“Aku berharap kita akan selalu bersama selamanya.” Ucap perempuan itu. Atau juga bisa, “Aku berharap kita akan selalu bersama, selamanya.” Desis perempuan itu memecah keheningan malam.
Ada juga variasi seperti ini: “Kalau saja aku mau jujur, “ kata lelaki itu pada kekasihnya tanpa ada kesan bercanda, “sebenarnya aku tidak pernah mencintaimu,” sejenak ia terdiam, “sehebat saat ini” Kita harus bisa mengganggu pembaca dengan berbagai variasi yang seolah-olah aneh padahal pesan kita pada pembaca biasa-biasa saja.
Anda bisa merubahnya menjadi:
“Aku,” Cowok itu berbisik pelan di dekat telinga Diva, “sayang sama kamu.”
Bisa juga diubah menjadi:
Cowok itu merangkul Diva dan berbisik pelan di antara gemerisik flamboyan yang diterpa angin malam, “Aku sayang sama kamu.”
Itu adalah contoh variasi dialog. Masih ada lagi jenis keterangan dialog yang perlu diperhatikan yang harus disesuaikan dengan adegan, misalnya:
“Jangan tinggalkan aku.” Pinta Ratu lirih. Atau bisa juga dengan: Ratu memohon pada cowok itu agar tidak meninggalkannya sendirian.
“Jangan coba-coba dekati aku lagi!” hardik Diva dengan muka merah padam. Atau bisa juga dengan: Dengan muka yang merah padam Diva menghardik cowok itu agar tidak berusaha lagi mendekatinya.
“Aku berharap kita akan selalu bersama selamanya.” Ucap perempuan itu. Atau juga bisa, “Aku berharap kita akan selalu bersama, selamanya.” Desis perempuan itu memecah keheningan malam.
Ada juga variasi seperti ini: “Kalau saja aku mau jujur, “ kata lelaki itu pada kekasihnya tanpa ada kesan bercanda, “sebenarnya aku tidak pernah mencintaimu,” sejenak ia terdiam, “sehebat saat ini” Kita harus bisa mengganggu pembaca dengan berbagai variasi yang seolah-olah aneh padahal pesan kita pada pembaca biasa-biasa saja.
Hal-hal lain yang perlu
diperhatikan:
# Pandai Mendramatisir cerita.
# Banyak menguasai kosa kata.
# Memasukkan unsur-unsur baru yang lain dari yang lain.
# Jangan terikat oleh ketentuan bahwa panjang cerpen harus sekian halaman (ada cerpen yang Cuma 3 halaman dan ada yang sampai 25 halaman).
# Bimbingan Langsung Pada Penulis
# Pandai Mendramatisir cerita.
# Banyak menguasai kosa kata.
# Memasukkan unsur-unsur baru yang lain dari yang lain.
# Jangan terikat oleh ketentuan bahwa panjang cerpen harus sekian halaman (ada cerpen yang Cuma 3 halaman dan ada yang sampai 25 halaman).
# Bimbingan Langsung Pada Penulis
Hal ini yang paling cepat membuat anda mahir menulis. Anda bisa menulis dulu
satu naskah cerpen kemudian anda konsultasikan dengan penulis yang anda kenal,
dan mintalah agar naskahmu di edit dan dikemas dengan lebih baik. Dengan begitu
kamu bisa langsung mengetahui kelebihan serta kelemahan tulisannya. Saya
sendiri sering membantu memperbaiki naskah cerpen para pemula dan akhirnya
mereka berhasil menembus media massa dan memenangkan berbagai lomba cerpen.
Untuk kebutuhan pelajaran menulis,
pembaca (khusus pemula) bisa mengirimkan naskahnya (cerpen singkat) ke email
penulis dan penulis akan berusaha mengirimkannnya kembali sesuai permintaan
pemilik cerpen. Demikian sedikit tips dalam menulis cerpen. Yang pasti jangan
berhenti untuk belajar dan mencoba. Kalau di negeri ini ada ribuan penulis
sukses yang benar-benar mulai dari nol, kenapa kita tidak segera menyusul
mereka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar